Thursday, December 21, 2017

Aku dan Dia

aku ingin bercerita sedikit hari ini tentang aku dan dia. Tulisan ini tidak akan pernah dia baca ataupun dia ketahui, serta kalian yang membaca tidaklah harus mengetahui siapa "dia" yang akan aku ceritakan hari ini. Akan aku memulainya;

Bagaimana perlakuanmu terhadapku;
Bagaimana sikapmu terhadapku;
Aku akan tetap menyayangimu.
Aku tidak tahu bagaimana harus mengekspresikan perasaan ini.
Apakah aku harus mengatakannya?
Ketika amarahmu yang meledak-ledak;
Ketika emosimu setinggi awan;
Ketika lemparan-lemparan barang yang melayang di udara lalu menghempas ke tubuhku;
Ketika sumpah serapah yang keluar dari mulutmu untukku;
Entah aku salah ataupun tidak tapi ketahuilah bahwa aku akan tetap menyayangimu.
Aku marah, aku kesal, aku jengkel, aku iri melihat orang lain. 
Antara benci dan sayang, tapi ketahuilah bahwa aku menyayangimu. Rasa benci akan perlakuanmu terhdapaku kalah dengan rasa sayang ini. 
Terkadang aku muak, ya sangat muak. Aku ingin kita seperti mereka. Mengapa kita tak bisa seperti mereka? Apakah aku salah dengan keirian ini?
Kesedihanku, kekecewaanku, kemarahanku selalu aku usahakan tidak terlihat dengan ekspresiku yang selalu datar. Meski kadang air mata ini tak kuasa terbendung lagi; yang kini sudah ada di pelupuk mataku yang siap membasahi pipiku.
Aku tahu kamu menyayangiku dan menutupi rasa itu dengan egomu. 
Maafkan aku yang selalu membuatmu marah, jengkel, dan kecewa.
Maafkan aku atas kesalahanku yang disengaja ataupun tidak.
Aku berterima kasih kepadamu.
Aku akan terus tetap menyayangimu hingga akhir.
Aku memang tidak bisa merangkai kata yang indah tapi inilah kejujuran hatiku.
Aku menyayangimu.

Saturday, November 11, 2017

tanpa judul

Kemarahan karena emosi dan kekecewaan membuatmu terasa sakit.. sakit yang menyesakan dada. Seperti drum yang dipukul begitu keras. Membuat tubuhmu seperti dihempaskan ke bumi. Sakit, bukan?
Ketika kamu mengetahui sesuatu hal yang menyakitkan bagimu dan orang lain. Tapi kamu hanya bisa diam. Tak bisa berkutik karena posisimu yang serba salah.
Dia, begitu teganya membuat goresan luka yang begitu dalam dan berusaha bersikap seperti tidak ada apa-apa yang terjadi. Dia tak tahu kalau aku mengetahui apa yang dia lakukan.
Oh, adakah yang bisa kuperbuat?
Mereka sudah lelah, sudah tidak mau mengurusinya lagi. Bahkan salah satunya menginginkan aku yang bertindak untuk menyelesaikan ini semua.
Apalah dayaku ini? Aku tak kuasa harus berbicara padanya dan memberitahu segalanya agar dia sadar atas perbuatan dia. Aku takut, takut, takut.
Orang selalu berkata, aku adalah pribadi yang tidak peka dan tidak peduli dengan sekitar.
Apakah dengan demikin akupun sanggup berbicara padanya?
Ha! Bukankah ini lucu? Komunikasi adalah hal pertama yang kita pelajari dalam hidup.
Tapi semakin dewasa kita tidak bisa mengatakan apa yang ingin kita katakan.
Aku berusaha untuk bersikap senormal mungkin... Aku berusaha untuk berbicara dengan dia.. Aku berusaha untuk berani melakukannya.
Seperti karang yang dihempaskan ombak... aku sakit tapi aku diam.
Seperti angin ribut yang mengancurkan yang ada dihadapannya... emosiku begitu kacau.
Aku marah. Aku sedih. Aku kecewa. Aku bimbang.
Aku ingin segala hal ini menjadi normal. Aku percaya Tuhan tidak akan pernah memberikan ujian yang diluar batas kemampuan umatNya.
Sabar, sabar, sabar, sabar, sabar, dan sabar. Aku tarik nafas sedalam-dalamnya dan kuhembuskan perlahan. Aku menangis dalam diam.

Sendiri

Pernahkah kamu merasa begitu sepi dalam hidupmu, seperti tidak ada seorangpun yang menemanimu? Ya, aku pernah.
Pernahkah kamu merasa begitu sendiri dalam hari-harimu? Ya, aku pernah.
Pernahkah kamu merasa sendirian di keramaian? Ya, aku pernah.
Apakah kamu mempunyai teman-teman dan sahabat-sahabat terbaikmu, tapi mereka sibuk dengan urusannya masing-masing? Ya, aku begitu.
Apakah kamu tidak memiliki saudara kandung? Ya, aku begitu.
Dan, pernahkah kamu merasa begitu kosong? Ya, aku pernah.
Mungkin itu terdengar menyedihkan. Tapi, itu adalah hal yang sangat wajar, bukan?
Terkadang kamu membutuhkan seseorang yang selalu ada untukmu, untuk berbagi berbagai macam hal. Tapi kamu sadar, waktu mereka tidak hanya untuk kamu seorang. Merekapun punya kehidupan mereka sendiri.
Dan pada akhirnya kita semuapun akan sendirian dengan hidup kita sendiri.
Jangan sedih, ketika kamu merasa sendiri dan melihat sahabat-sahabat terbaikmu memiliki teman bahkan sahabat baru.
Jangan sedih, ketika kamu merasa sendiri di keramaian.
Jangan sedih, ketika kamu merasa sendiri di keramaian.
Jangan sedih, ketika kamu tidak memiliki orang untuk berbagi.
Nikmati saja kesendirianmu.... lakukanlah hal yang membuatmu senang.

 
;